Sekeluarga Tewas di Magelang Diduga Dibunuh sang Anak, Motif Sakit Hati?
Rabu, 30 November 2022
|
./Pixabay bowoikh
Belum lama ini terdapat aksi mogok massal yang dilakukan oleh pelaku dan operator wisata di Labuan Bajo, namun aksi tersebut berujung penangkapan oleh pihak kepolisian di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1 Agustus 2022.
Dikutip dari CNN Indonesia, Rio Prakoso, salah satu warga yang ikut dalam aksi mogok massal tersebut menjelaskan bahwa sebanyak 10 orang ditangkap, termasuk Ketua Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (FORMAPP) Rafael Todowera.
"Sekitar 10-an orang (yang ditangkap) tapi kalau untuk teman yang saya tahu itu yang setahu saya sendiri enam orang. Tapi informasi semua sepuluh orang," kata Rio Prakoso,dikutip dari CNN Indonesia, 2 Agustus 2022.
Menurutnya, aksi penangkapan terhadap pihak yang melaksanakan aksi mogok tersebut, terjadi di Puncak Wairingin. Dirinya mengenali beberapa orang yang ditangkap oleh polisi, yakni Ahyar Abadi, Luis, Rafael Todowela (Ketua Formapp) dan Afand.
Ia juga membantah terkait penangkapan yang dilakukan karena aksi mogok tersebut berlangsung di Bandara Komodo, sebagaimana yang disampaikan AKBP Felli Hermanto selaku Kapolres Manggarai Barat. Dirinya menjamin hal tersebut.
"Di Puncak Waringin penangkapannya bukan di Bandara. Tidak ada aksi di bandara, tidak ada, tidak ada. Saya jamin itu. Tidak ada aksi demo di bandara," ujar Rio yang ikut dalam aksi mogok tersebut.
Baca Juga Kasus Brigadir J Ditarik Bareskrim Polri, IPW: Saatnya Buka ke Publik
Para pasukan polisi bersenjata lengkap menurutnya menangkap Luis yang sedang melakukan orasi dan mengakhiri aksi dengan memungut sampah. Dirinya pun memiliki bukti video terkait aparat yang melakukan kekerasan. "Kalau dari aparat jelas ada (kekerasan) dan bukti-bukti video ada," ungkapnya.
Menurut Kapolres Manggarai Barat, dirinya pun mengamini perihal adanya kekerasan dari anggotanya, namun dirinya menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena massa melakukan perlawanan kepada aparat kepolisian. "Itu reaksi (dari aparat), karena yang bersangkutan melawan, (saat diamankan)" ucapnya.
Kendati demikian, pihaknya menegaskan kembali bahwa penangkapan tersebut berlangsung di Bandara Komodo, karena aksi massa tersebut mengancam objek vital nasional dan menghalangi kedatangan para tamu dan wisatawan mancanegara ke Labuan Bajo
"Masalahnya sudah memasuki dan melawan menerobos pagar obyek vital nasional yang menghambat kedatangan tamu dan wisatawan manca negara," katanya.
Baca Juga Kejagung Dukung Citayam Fashion Week di SCBD, Bonge Siap jadi Duta
Pihak kepolisian mengklaim memiliki video saat penangkapan yang dilakukan di Bandara Komodo. Adapun aksi tersebut menurutnya tidak disertai pemberitahuan kepada pihak kepolisian.
Aksi mogok para pelaku pariwisata tersebut dilakukan atas respons penetapan tarif masuk ke Pulau Komodo dan Pulau Padar dengan harga mencapai Rp3,75 juta. Pasalnya menurut para peserta aksi, kenaikan harga tiket tersebut bisa mematikan sektor pariwisata.
Berita Terbaru |
Sekeluarga Tewas di Magelang Diduga Dibunuh sang Anak, Motif Sakit Hati?
Rabu, 30 November 2022
|
Prajurit TNI AU Prada Indra Meninggal Dunia, Netizen Samakan dengan Kasus Brigadir J
Jumat, 25 November 2022
|
Koalisi Gerindra-PKB Dikabarkan Mandeg, Cak Imin Singgung Komposisi Baru
Rabu, 23 November 2022
|
Special Insight: Marak Kasus Bully dari Anak-anak hingga Dewasa, Kenapa Ya?
Selasa, 22 November 2022
|
Iriana Jokowi Dihina Warganet di Twitter, Netizen Nilai Ejek Seluruh Rakyat Indonesia
Senin, 21 November 2022
|
Xi Jinping Marahi Justin Trudeau saat KTT G20, Warganet Sebut Hanya di Indonesia…
Jumat, 18 November 2022
|
Gibran Rakabuming dengan Anies Baswedan Bertemu, Disebut Upaya Memecah Belah PDIP
Kamis, 17 November 2022
|
Puncak KTT G20 Hari Pertama, PBB Titip Pesan, Menlu Rusia Masuk RS?
Selasa, 15 November 2022
|
Sekeluarga Tewas di Kalideres, Kriminolog Duga Dilaparkan, Berikut Fakta-faktanya
Senin, 14 November 2022
|