Sekeluarga Tewas di Magelang Diduga Dibunuh sang Anak, Motif Sakit Hati?
Rabu, 30 November 2022
|
Ilustrasi. Koalisi Masyarakat Sipil Duga Ada Pengerahan Aparat Babak Ke-2 di Kanjuruhan./Unsplash Markus Spiske
Tim pencari fakta yang diinisiasi Koalisi Masyarakat Sipil, menemukan kejanggalan atas tindakan aparat kepolisian ketika peristiwa kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober 2022 silam. Pasalnya terdapat dugaan pengerahan aparat.
Menurut Kepala Divisi Hukum KontraS, Andi Muhammad Rizaldi yang juga tergabung dalam koalisi tersebut, menyatakan bahwa polisi mulai mengerahkan personel yang membawa gas air mata saat pertengahan babak kedua.
"Kami menemukan bahwa pengerahan aparat keamanan atau mobilisasi berkaitan dengan aparat keamanan yang membawa gas air mata itu dilakukan pada tahap pertengahan babak kedua (Pertandingan Arema FC vs Persebaya)," kata Andi pada 9 Oktober 2022 [1].
Baca Juga Tragedi Kanjuruhan Menelan Korban 125 Jiwa saat Arema FC vs Persebaya, Mahfud MD Buat TGIPF
Dirinya menganggap pengerahan aparat tersebut janggal karena saat itu, belum ada ancaman atau potensi gangguan kemanan. Pasalnya, suporter baru turun ke lapangan saat babak kedua berakhir. Dalam hal ini, Koalisi Masyarakat Sipil memiliki kesimpulannya sendiri.
Kesimpulan awal tragedi Kanjuruhan, yakni diduga merupakan kejahatan yang terjadi secara sistematis dan tak hanya melibatkan pelaku di lapangan. "Tetapi ada aktor lain, dengan posisi lebih tinggi yang seharusnya ikut bertanggung jawab, dan perlu diproses hukum lebih lanjut," kata Andi.
Adapun menurut Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa pihaknya belum mendapatkan informasi soal dugaan tersebut, namun ia akan menanyakan hal tersebut kepada jajaran Polda Jawa Timur (Jatim).
Baca Juga Kapolri Umumkan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Termasuk Dirut PT LIB
"Belum ada info seperti itu yang saya dapat, nanti saya tanyakan dulu ke Polda Jawa Timur," kata Dedi Prasetyo pada 10 Oktober 2022.
Diketahui bahwa tragedi Kanjuruhan menyebabkan sebanyak 131 orang meninggal dunia dan 583 orang luka-luka. Diduga tragedi tersebut terjadi setelah aparat melontarkan gas air mata untuk menghalau massa yang ricuh di lapangan setelah laga Arema vs Persebaya.
Sehingga, banyak penonton yang berada di tribun, panik karena adanya gas air mata tersebut, hingga membuat suporter berdesakan menuju pintu keluar stadion yang terbatas. Pada akhirnya, banyak penonton alami sesak napas, terjatuh, dan terinjak-injak hingga tewas.
Berita Terbaru |
Sekeluarga Tewas di Magelang Diduga Dibunuh sang Anak, Motif Sakit Hati?
Rabu, 30 November 2022
|
Prajurit TNI AU Prada Indra Meninggal Dunia, Netizen Samakan dengan Kasus Brigadir J
Jumat, 25 November 2022
|
Koalisi Gerindra-PKB Dikabarkan Mandeg, Cak Imin Singgung Komposisi Baru
Rabu, 23 November 2022
|
Special Insight: Marak Kasus Bully dari Anak-anak hingga Dewasa, Kenapa Ya?
Selasa, 22 November 2022
|
Iriana Jokowi Dihina Warganet di Twitter, Netizen Nilai Ejek Seluruh Rakyat Indonesia
Senin, 21 November 2022
|
Xi Jinping Marahi Justin Trudeau saat KTT G20, Warganet Sebut Hanya di Indonesia…
Jumat, 18 November 2022
|
Gibran Rakabuming dengan Anies Baswedan Bertemu, Disebut Upaya Memecah Belah PDIP
Kamis, 17 November 2022
|
Puncak KTT G20 Hari Pertama, PBB Titip Pesan, Menlu Rusia Masuk RS?
Selasa, 15 November 2022
|
Sekeluarga Tewas di Kalideres, Kriminolog Duga Dilaparkan, Berikut Fakta-faktanya
Senin, 14 November 2022
|