Sekeluarga Tewas di Magelang Diduga Dibunuh sang Anak, Motif Sakit Hati?
Rabu, 30 November 2022
|
Polri Akan Bentuk Tim Usut Dugaan Pidana Kasus Gagal Ginjal Akut./Twitter @divhumas_polri
Polisi akan membentuk tim guna mengusut adanya dugaan pidana terkait kasus gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) yang telah menyebabkan ratusan anak meninggal dunia. Hal ini merespon pernyataan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.
Polri Akan Bentuk Tim Usut Dugaan Pidana Kasus Gagal Ginjal Akut
Dirinya meminta kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut dugaan pidana dalam kasus gagal ginjal akut. "Tentunya Polri akan segera membentuk tim," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo [1].
Irjen Dedi juga menyatakan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan otoritas terkait seperti Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan. "Berkoordinasi dengan Kemenkes dan BPOM untuk bersama mendalami kejadian tersebut," ucap Dedi.
Pada saat sebelumnya, Menko PMK yang meminta Kapolri Sigit mengusut hal tersebut, karena telah memakan banyak korban meninggal dunia. "Pengusutan ini penting untuk memastikan ada tidaknya tindak pidana di balik kasus tersebut," ujar Muhadjir [2].
"Permintaan disampaikan mengingat kejadian gangguan ginjal kronis ini sudah mengancam upaya pembangunan SDM, khususnya perlindungan terhadap anak," katanya menambahkan.
Diketahui, Indonesia menjadi negara dengan jumlah kematian tertinggi kasus gagal ginjal akut pada anak. Adapun dua negara lainnya adalah Gambia dan Nigeria, melaporkan jumlah kematian yang tak sampai 100 korban.
Ia meminta agar bahan baku cemaran zat etilen glikol dan deitilen glikol dalam obat sirup bisa dilacak."Oleh sebab itu perlu diadakan pelacakan mulai dari asal muasal bahan baku, masuknya ke Indonesia hingga proses produksi obat-obat yang mengandung kedua zat berbahaya tersebut," katanya.
Hingga 21 Oktober 2022, Kemenkes mencatat kasus gagal ginjal akut mencapai 241 kasus di 22 provinsi. Dari total kasus, sebanyak 55 persen atau 133 pasien dilaporkan meninggal dunia.
Pasien rata-rata mengeluhkan demam (202 pasien), kehilangan nafsu makan (123 pasien), malaise (119 pasien), mual (129 pasien), muntah (120 pasien), ISPA (108 pasien), diare (70 pasien), nyeri bagian perut (62 pasien), dehidrasi (51 pasien), pendarahan (15 pasien).
Berita Terbaru |
Sekeluarga Tewas di Magelang Diduga Dibunuh sang Anak, Motif Sakit Hati?
Rabu, 30 November 2022
|
Prajurit TNI AU Prada Indra Meninggal Dunia, Netizen Samakan dengan Kasus Brigadir J
Jumat, 25 November 2022
|
Koalisi Gerindra-PKB Dikabarkan Mandeg, Cak Imin Singgung Komposisi Baru
Rabu, 23 November 2022
|
Special Insight: Marak Kasus Bully dari Anak-anak hingga Dewasa, Kenapa Ya?
Selasa, 22 November 2022
|
Iriana Jokowi Dihina Warganet di Twitter, Netizen Nilai Ejek Seluruh Rakyat Indonesia
Senin, 21 November 2022
|
Xi Jinping Marahi Justin Trudeau saat KTT G20, Warganet Sebut Hanya di Indonesia…
Jumat, 18 November 2022
|
Gibran Rakabuming dengan Anies Baswedan Bertemu, Disebut Upaya Memecah Belah PDIP
Kamis, 17 November 2022
|
Puncak KTT G20 Hari Pertama, PBB Titip Pesan, Menlu Rusia Masuk RS?
Selasa, 15 November 2022
|
Sekeluarga Tewas di Kalideres, Kriminolog Duga Dilaparkan, Berikut Fakta-faktanya
Senin, 14 November 2022
|